Nggak kerasa, udah 10 tahun aja franchise Transformers ini jalan. Mulai dari 2007 sampai tahun ini. Mulai dari eranya Shia Lebouf sampai sekarang Mark Whalberg. Di film ke-5 ini, lakon para geng robot ini diberi judul The Last Khight. Satu hal yang terjawab dalam Transformers terbaru ini adalah, bahwa Transformers jaman Sam Witwicky (Shia Lebouf) dan Cade Yeager (Mark Whalberg) memiliki keterkaitan dan cerita berkesinambungan. Ini ditandai dengan hadirnya karakter Lennox(Josh Duhamel) dan seorang bapak-bapak yang di Trilogi Shia Lebouf menjadi kepala sektor 7 (sebuah badan militer rahasia yang ahli dalam bidang alien) dan terlibat cukup dalam di tiga seri awal Transformers, diperankan oleh John Turturro.
Dua karakter ini menjawab pertanyaan, “Setelah karakter manusia utama berpindah dari Sam Witwicky ke Cade Yeager, apakah masih nyambung dengan cerita sebelumnya?”. Dan di The Last Knight, itu telah terkonfirmasi. Jawabannya adalah, ya. Walaupun nih ya, karakter Lennox nggak guna banget. Peran dia digantiin sama Mpok Sylvi yang sepanjang debat pilkada diem aja juga nggak bakal ada yang ngeh. Karena tujuan karakter ini dihadirkan adalah, ya itu tadi, biar semua tau kalau Sam Witwicky dan Cade Yeager ada di universe yang sama. Dan hei, kalau kamu jeli, Sam Witwicky yang diperankan Shia Lebouf hadir sekilas sebagai cameo. Kalau kamu ngefans banget sama Shia Lebouf, jangan lengah. Jangan mau kalo pacar tiba-tiba minta anterin pipis.
Transformers: The Last Knight ini premis dan permasalahan utamanya masih sama dengan Transformers terdahulu. Tentang pencarian di bumi oleh kaum Cybertron, dengan manusia sebagai defender. Konflik yang biasa ini untungnya ketutup sama latar belakang cerita yang menarik. Bisaan aja penulis skenarionya ngambil benang merah dari sebuah cerita. Plotnya dibuat konsep kulit bawang. Satu misteri tentang kaum Transformers terungkap, ada misteri lagi. Bahkan di tengah film kumerasa sedang menonton Robert Langdon yang sedang mencari Holy Grail di The Da Vinci Code tapi ini versi milenial. Kita nih digiring untuk menebak-nebak siapa sosok kesatria yang dimaksud dalam film ini.
Sempat kecewa dengan karakter robot di Transformers: Age of Extinction, di The Last Khight ini kekecewaanku terobati. Robot bernama Cognan menjadi pencuri panggung. Robot ini membawa suasana fun ke dalam film. Jokesnya juga kemakan banget sama penonton. Ada juga robot yang di versi animasinya legend banget, Hot Rod. Bumble Bee jangan ditanya, doi mah kesayangan. Ada beberapa gimmick baru dari robot kuning favorit para anak-anak papa sejuta umat ini. Dan ada secuil sempalan cerita masa lalu dari Bumble Bee. Persiapan buat film spin off solonya? Sangat mungkin, who knows! Optimus Prime gagah banget di sini. Keliatan betul beliau diimejkan sebagai sosok wujud ksatria Templar.
Mark Whalberg cukup seru memerankan Cade Yeager. Udah nggak ada lagi tuh sosok bapak nanggung kayak di film pertama. Ada juga Laura Haddock yang memerankan gadis canggung dengan sinar mata aduhai sepanjang film.
Bagus atau nggak, ini selera banget. Coba cek IMDB, ratingnya 5,5. Tapi The Telegraph kasih nilai 80. The New York Times tega nggak tega ngasih poin 50. Itu pun di reviewnya mereka bilang film ini ketolong sama kehadiran Anthony Hopkins. Iya, Anthony Hopkins ini katalis penting pembangun keseluruhan alur cerita serta konflik. The Guardian malah lebih sadis, mereka keukeuh kasih 20 poin karena ngerasa adegan pertarungan terakhir di sini sama kayak film-film Marvel.
Aku juga ngerasa Michael Bay ini kayaknya nggak ada kapoknya. Bukan aku setuju kalo adegan fight antarrobot itu mirip film Marvel. Tapi soal validitas sama cerita. Bay ini kalo bikin scene pertarungan kan chaos banget ya, dan its okay, nggak masalah. Tapi selalu nggak tertib. Kayak loncat-loncat gitu. Di satu scene ada Bumble Bee, tapi begitu transisi adegan Bumble Beenya udah nggak ada. Kadang penonton mungkin nanya dalam hati, “Lah tadi kayaknya berantemnya nggak di sini deh”. Pokoknya menurut Bay mah yang penting megah!
Di akhir film, ada scene tambahan yang bakal jadi pengantar buat film berikutnya. Entah ini dunia Transformers mau dikulik dari sisi mana lagi. Dan seperti ciri khas Michael Bay di film Transformers sebelumnya, selalu ditutup sama pidato Optimus Prime yang kata-katanya cocok banget jadi caption Instagram cah milenial kekinian. Udah kubilang di atas, Optimus Prime ini gagah banget. Kata-katanya bisa menginspirasi siapa pun yang mendengar. Kalau aja dia ikut pilgub DKI kemaren, Anies paling banter dapet 15% suara.
Dua karakter ini menjawab pertanyaan, “Setelah karakter manusia utama berpindah dari Sam Witwicky ke Cade Yeager, apakah masih nyambung dengan cerita sebelumnya?”. Dan di The Last Knight, itu telah terkonfirmasi. Jawabannya adalah, ya. Walaupun nih ya, karakter Lennox nggak guna banget. Peran dia digantiin sama Mpok Sylvi yang sepanjang debat pilkada diem aja juga nggak bakal ada yang ngeh. Karena tujuan karakter ini dihadirkan adalah, ya itu tadi, biar semua tau kalau Sam Witwicky dan Cade Yeager ada di universe yang sama. Dan hei, kalau kamu jeli, Sam Witwicky yang diperankan Shia Lebouf hadir sekilas sebagai cameo. Kalau kamu ngefans banget sama Shia Lebouf, jangan lengah. Jangan mau kalo pacar tiba-tiba minta anterin pipis.
Transformers: The Last Knight ini premis dan permasalahan utamanya masih sama dengan Transformers terdahulu. Tentang pencarian di bumi oleh kaum Cybertron, dengan manusia sebagai defender. Konflik yang biasa ini untungnya ketutup sama latar belakang cerita yang menarik. Bisaan aja penulis skenarionya ngambil benang merah dari sebuah cerita. Plotnya dibuat konsep kulit bawang. Satu misteri tentang kaum Transformers terungkap, ada misteri lagi. Bahkan di tengah film kumerasa sedang menonton Robert Langdon yang sedang mencari Holy Grail di The Da Vinci Code tapi ini versi milenial. Kita nih digiring untuk menebak-nebak siapa sosok kesatria yang dimaksud dalam film ini.
Sempat kecewa dengan karakter robot di Transformers: Age of Extinction, di The Last Khight ini kekecewaanku terobati. Robot bernama Cognan menjadi pencuri panggung. Robot ini membawa suasana fun ke dalam film. Jokesnya juga kemakan banget sama penonton. Ada juga robot yang di versi animasinya legend banget, Hot Rod. Bumble Bee jangan ditanya, doi mah kesayangan. Ada beberapa gimmick baru dari robot kuning favorit para anak-anak papa sejuta umat ini. Dan ada secuil sempalan cerita masa lalu dari Bumble Bee. Persiapan buat film spin off solonya? Sangat mungkin, who knows! Optimus Prime gagah banget di sini. Keliatan betul beliau diimejkan sebagai sosok wujud ksatria Templar.
Mark Whalberg cukup seru memerankan Cade Yeager. Udah nggak ada lagi tuh sosok bapak nanggung kayak di film pertama. Ada juga Laura Haddock yang memerankan gadis canggung dengan sinar mata aduhai sepanjang film.
Bagus atau nggak, ini selera banget. Coba cek IMDB, ratingnya 5,5. Tapi The Telegraph kasih nilai 80. The New York Times tega nggak tega ngasih poin 50. Itu pun di reviewnya mereka bilang film ini ketolong sama kehadiran Anthony Hopkins. Iya, Anthony Hopkins ini katalis penting pembangun keseluruhan alur cerita serta konflik. The Guardian malah lebih sadis, mereka keukeuh kasih 20 poin karena ngerasa adegan pertarungan terakhir di sini sama kayak film-film Marvel.
Aku juga ngerasa Michael Bay ini kayaknya nggak ada kapoknya. Bukan aku setuju kalo adegan fight antarrobot itu mirip film Marvel. Tapi soal validitas sama cerita. Bay ini kalo bikin scene pertarungan kan chaos banget ya, dan its okay, nggak masalah. Tapi selalu nggak tertib. Kayak loncat-loncat gitu. Di satu scene ada Bumble Bee, tapi begitu transisi adegan Bumble Beenya udah nggak ada. Kadang penonton mungkin nanya dalam hati, “Lah tadi kayaknya berantemnya nggak di sini deh”. Pokoknya menurut Bay mah yang penting megah!
Di akhir film, ada scene tambahan yang bakal jadi pengantar buat film berikutnya. Entah ini dunia Transformers mau dikulik dari sisi mana lagi. Dan seperti ciri khas Michael Bay di film Transformers sebelumnya, selalu ditutup sama pidato Optimus Prime yang kata-katanya cocok banget jadi caption Instagram cah milenial kekinian. Udah kubilang di atas, Optimus Prime ini gagah banget. Kata-katanya bisa menginspirasi siapa pun yang mendengar. Kalau aja dia ikut pilgub DKI kemaren, Anies paling banter dapet 15% suara.
lalu, jadi, hubungannya apa antara jaman shia lebouf dan jaman mark? pengen tau nih.. tanp harus nonton filmya hehehe..
ReplyDeletewkkka sampai ke Calgub segala.
ReplyDelete