Inggris memiliki sejarah panjang pada perang dunia kedua. Bersama Jerman dan Uni Soviet mereka menjadi corong peradaban
dunia ketika itu karena ideologi politik masing-masing negara.
Jerman ketika itu sangat kesohor dengan Nazi-nya yang dipimpin
oleh orang bernama Hitler yang bernafsu menguasai Eropa daratan. Di kubu
seberang, Uni Soviet dikepalai oleh seorang yang tak kalah bengisnya dalam diri
Joseph Stalin. Adapun Inggris yang sedang bergejolak menunjuk Winston Curchill
untuk memimpin negara.
Publik Britania Raya yang gusar kepada Perdana
Menteri mereka, Neville Chamberlain, ingin mencari pemimpin baru guna
menghadapi ancaman serius dari Nazi Jerman. Hingga pada akhirnya mereka memilih
seorang tak populis bernama Winston Churcill menjadi Perdana Menteri baru.
![]() |
gambar: IMDb |
Darkest Hours menjabarkan bagaimana Churcill (Gary Oldman)
membuat Inggris kembali berjaya dan keluar dari lubang kekalahan. Sialnya, ia
bukan hanya harus menang dari Jerman yang ingin menguasai dunia. Lebih dari
itu, pemimpin flamboyan ini harus mengalahkan orang-orang di sekitarnya yang
tak yakin dengan kemampuannya memimpin negara.
Film ini bukan hanya mengisahkan cerita menarik penuh
pengorbanan, tapi juga menggambarkan bagaimana kesuksesan Oldman membawa
penonton hanyut pada ingatan mengenai sosok Churcill itu sendiri.
Ketika menjabat, Churcill sudah terbilang renta dengan tubuh
bongsor yang secara kasat mata tak pantas menjadi orang nomor satu negara kuat
seperti Inggris. Hal ini pula yang dimaksimalkan Oldman, yang sejatinya tidak
tua-tua amat, dan tentu saja tidak gempal sama sekali.
Tapi di sini ia berubah menjadi orang yang tidak kita kenal
sebelumnya. Bahkan saya hampir tidak mengenal bahwa Churcill adalah Oldman.
Oldman benar-benar menjadi orang tua yang bandel, keras kepala, seloroh, dan teguh pada analisanya yang ia yakini benar. Hal ini tentu merupakan karakter yang
Churcill banget.
Mei 1940, Inggris dihadapkan dengan teror kehancuran
dari Jerman yang siap menguasai Eropa dan mengalahkan negara-negara sekutu
Britania. Di sini pula kelihaian Oldman dalam memerankan Churcill diuji. Bukan
hanya karena ia harus mengikuti gaya bicara Churcill yang terengah-engah, tapi
juga harus larut pada emosi yang dalam ketika bersilang pendapat dengan
koleganya seperti mantan Perdana Menteri Neville Chamberlain (Ronald Pickup),
Lord Halifax (Stephen Dillane), dan tentu saja raja Inggris ketika itu, King
George VI (Ben Mendelson).
![]() |
gambar: IMDb |
Perdana Menteri Inggris paling dikenal ini menunjukkan bagaimana watak orang Inggris sebenarnya yang percaya diri, berani, dan tidak takut kalah. Selain itu, budaya Britania dalam dirinya juga kental terlihat pada kebiasaannya yang minum-minum dan menghisap cerutu ditiap kesempatan. Ya, begitulah Churcill.
Di luar itu, yang bikin takjub dengan film garapan Joe
Wright ini adalah ketelitian dan kepekaannya terhadap suatu kejadian bersejarah. Bagaimana
tidak, Darkest Hour menceritakan kejadian yang hanya berlangsung tidak
lebih dari tiga minggu. Sebuah keputusan maha penting tentang masa depan sebuah negara raksasa ,yang menimbulkan banyak drama dan
konflik sana-sini berhasil dikemas apik oleh Wright.
Bagi pecinta film Dunkrik, sangat disarankan nonton film
ini. Jika Dunkrik adalah film perang yang benar-benar kontak senjata, Darkest
Hour adalah Dunkrik versi elit politik yang berperang di meja runding. Berkat keputusan
Churcill pula film besutan Christopher Nolan tersebut sukses besar di pasar.
![]() |
gambar: IMDb |
Ya, Darkest Hour sangat menitik beratkan nasib prajurit
Inggris yang menjaga Dunkrik sebagai benteng terakhir Britania Raya untuk mempertahankan kedaulatan mereka. Selain itu, bagi pecinta sejarah, apalagi
pemuja Inggris, Darkest Hour adalah film yang sangat pantas disaksikan.
Kita tidak hanya disuguhkan bagaimana seorang pemimpin mempertahankan
kedaulatan negaranya yang di ambang kekalahan, tapi juga dimanjakan betapa
besarnya pergolakan yang dihadapi Winston Churcill dalam mengambil keputusan.
Tapi lagi-lagi, harus diakui akting Gary Oldman yang
tidak ada cacat memang menjadi kunci. Ia sempurna berperan sebagai Churcill dalam segala hal. Bukan hanya karena
sukses mendalami karakter pemimpin kharismatik itu, tapi juga sempurna menjadi
Churcill seutuhnya dari segi visual.
0 komentar