The Night Come For Us (TNCFU). Satu lagi karya sineas Indonesia yang cukup mendapat perhatian dari pecinta film, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Platform penayangannya yang di media streaming populer, Netflix, membuat film ini punya kesempatan luas untuk lebih dikenal secara global. Terbukti dengan kencangnya berita ketertarikan creator Deadpool untuk merekrut Timo Tjahjanto, sang sutradara, untuk menggawangi sekuel ke-3 antihero Marvel tersebut.
Melihat dua cast utama, Joe Taslim dan Iko Uwais, menjadi alasan mengapa TNCFU bisa menjadi film action Indonesia dengan mutu kelas satu. Mempunyai premis seorang mafia yang mau keluar dari dunia hitam, namun belakangan baru menyadari bahwa keluar dari mafia lebih sulit daripada masuk PNS. Pola cerita yang berulang dilakukan Timo Bros seperti di film Headshot (Iko Uwais, dan Chelsea Islan). Yang sudah pernah nonton Headshot pasti familiar dengan plot anggota mafia yang kabur, lalu diburu oleh mantan rekan-rekannya, dan sebagai drama ditambahkan sosok yang mesti dilindungi.
Melihat dua cast utama, Joe Taslim dan Iko Uwais, menjadi alasan mengapa TNCFU bisa menjadi film action Indonesia dengan mutu kelas satu. Mempunyai premis seorang mafia yang mau keluar dari dunia hitam, namun belakangan baru menyadari bahwa keluar dari mafia lebih sulit daripada masuk PNS. Pola cerita yang berulang dilakukan Timo Bros seperti di film Headshot (Iko Uwais, dan Chelsea Islan). Yang sudah pernah nonton Headshot pasti familiar dengan plot anggota mafia yang kabur, lalu diburu oleh mantan rekan-rekannya, dan sebagai drama ditambahkan sosok yang mesti dilindungi.
Kalau ukurannya mengejar kualitas Hollywood, film ini jelas memenuhi standar untuk genre action. Scene dan koreo bertarungnya betul-betul digarap apik. Saking apiknya bakal banyak kita temui darah bermuncratan, tulang-tulang patah, pengait besi menembus prostat, keselek botol pecah, sampai cutter merobek pipi. Semuanya kelihatan so real. Buat yang nggak suka atau bahkan takut lihat darah, disarankan untuk skip saja film ini. Serius. Kekerasan verbal dan visualnya ada pada tingkat maksimal. Jangan ditonton sambil makan, jangan ditonton sama pacar pas lagi kesel, dan jangan bodoh untuk menontonnya bersama anak-anak. Ini film kategorinya sadis, mengingatkan kita sama tragedi pembantaian 8-2 Arsenal pas lawan MU.
Kalau untuk cerita, ya nggak ada sesuatu yang baru, plothole-nya banyak banget malah. Pengembangan konfliknya pun berasa kuang halus. Dan tujuan tiap karakter berpotensi bikin penonton bertanya-tanya bahkan setelah film usai. Tapi percayalah, penonton nggak bakal sempat memikirkan apa yang kurang pada storyline karena ternganga lihat usus terburai-burai dan banyaknya tempurung kepala yang remuk.
Ada yang kangen Revaldo? Itu lho, si Rangga AADC versi serial TV, jaman-jamannya kita masih nonton video 3gp lewat Nokia 6600 sudah paling keren. Nah di TNCFU dia ikut berpartisipasi. Akting jadi psikopatnya dapet abis. Dan kalau mau lihat Abimana dan Dian Sastro keluar dari cangkang zona nyaman akting mereka, maka di film ini tempatnya. Julie Estelle juga semakin matang berperan jadi cewek dingin nan mematikan. Scene dari masing-masing karakter begitu memorable. Karena tiap karakter punya gimmick masing-masing baik dari segi konflik maupun adegan bertarungnya.
Audah paling betul memang film ini hanya tayang di Netflix, kalau masuk bioskop mah paling cuma 15 menit yang lolos sensor. Kalau sudah siap, silakan ambil tempat dan posisi yang enak buat nonton film ini. Banyak-banyak tahan nafas, ya…
Kalau untuk cerita, ya nggak ada sesuatu yang baru, plothole-nya banyak banget malah. Pengembangan konfliknya pun berasa kuang halus. Dan tujuan tiap karakter berpotensi bikin penonton bertanya-tanya bahkan setelah film usai. Tapi percayalah, penonton nggak bakal sempat memikirkan apa yang kurang pada storyline karena ternganga lihat usus terburai-burai dan banyaknya tempurung kepala yang remuk.
Ada yang kangen Revaldo? Itu lho, si Rangga AADC versi serial TV, jaman-jamannya kita masih nonton video 3gp lewat Nokia 6600 sudah paling keren. Nah di TNCFU dia ikut berpartisipasi. Akting jadi psikopatnya dapet abis. Dan kalau mau lihat Abimana dan Dian Sastro keluar dari cangkang zona nyaman akting mereka, maka di film ini tempatnya. Julie Estelle juga semakin matang berperan jadi cewek dingin nan mematikan. Scene dari masing-masing karakter begitu memorable. Karena tiap karakter punya gimmick masing-masing baik dari segi konflik maupun adegan bertarungnya.
Audah paling betul memang film ini hanya tayang di Netflix, kalau masuk bioskop mah paling cuma 15 menit yang lolos sensor. Kalau sudah siap, silakan ambil tempat dan posisi yang enak buat nonton film ini. Banyak-banyak tahan nafas, ya…
0 komentar