Di tengah hingar-bingar trailer Avengers: End Game milik studio saingan, Marvel, DC merilis film stand alone superhero-nya yang lain. Yaitu Shazam!. Begitu terasa crowd Shazam! ini tidak seramai Wonder Woman, atau Aquaman. Kemungkinannya yak arena orang lebih antusias menunggu End Game, atau karena memang Shazam! ini kurang dikenal.
Saya sih berharap kemungkinan kedua. Karena menurut saya DC tidak kalah dengan Marvel. Kalau Shazam! sedikit lebih populer lagi, mungkin setidaknya di Indonesia, ketika filmnya rilis antusiasme penonton akan sama besar sperti ketika Aquaman, Wonder Woman, atau bahkan Justice League. Untuk orang yang nggak DC-DC amat, Shazam! memang kalah mentereng dibanding Superman, atau Batman.
Shazam! Pada awal kemunculannya bukanlah karakter asli DC, nama awalnya pun Captain Marvel. Karena dirasa karakternya terlalu mirip Superman, makanya dibeli sama DC dan namanya diganti untuk rebranding.
Saya sih berharap kemungkinan kedua. Karena menurut saya DC tidak kalah dengan Marvel. Kalau Shazam! sedikit lebih populer lagi, mungkin setidaknya di Indonesia, ketika filmnya rilis antusiasme penonton akan sama besar sperti ketika Aquaman, Wonder Woman, atau bahkan Justice League. Untuk orang yang nggak DC-DC amat, Shazam! memang kalah mentereng dibanding Superman, atau Batman.
Shazam! Pada awal kemunculannya bukanlah karakter asli DC, nama awalnya pun Captain Marvel. Karena dirasa karakternya terlalu mirip Superman, makanya dibeli sama DC dan namanya diganti untuk rebranding.
Finally, film live action Shazam! dilepas ke pasaran. Cukup puas karena Shazam! membawa warna cerah dan nuansa fun, hal yang dahulu ‘tabu’ untuk film-film DC. Kalau ada anggapan DC sudah mulai agak cerah sejak film Wonder Woman, maka Shazam! adalah film paling ‘terang’ di DCEU hingga saat ini. Bahan bercandaan di Shazam! semuanya situasional, nggak ada tuh jokes one liner kayak di Marvel. Istilah pelawak, ada tek to kantar karakter sebelum memancing tawa. Saking fun-nya, di satu titik, saya merasa Shazam! ini kayak film parodi. But, yeah, hasilnya bagus.
Zachary Levi seperti terlahir untuk memerankan Shazam! Belum setingkat Robert Downey Jr untuk Tony Stark, sih. Tapi kalau langgeng, Zachary Levi dan Shazam! bisa jadi karakter ikonik DC. Zach tidak canggung memerankan karakter bertubuh dewasa tapi dengan jiwa anak umur 14 tahun. Kocak asli.
Kabarnya film Shazam! ini biaya produksinya adalah yang terendah di campaign DCEU, hanya 90 juta USD. Ini mungkin yang membuat adegan actionnya kurang dan nanggung. Cukup kurang bahkan kalau ukurannya adalah action di Man Of Steel yang banyak ngancurin properti hingga efek CGI bombastis. Tetapi kurangnya action ini tertutup cukup rapih oleh cerita, plot, bahkan oleh drama keluarganya.
Pemilihan Mark Strong sebagai main villain juga tepat. Ekspresi dingin, dan tanpa ampunnya memang juara! Bikin penonton gemes pengen jitak. Bisa dibilang karakter Dr. Sivana ini sangat mengimbangi keseluruhan cerita yang sangat fun tadi. Bikin penonton ingat kalau ini bukan film full komedi.
Di setiap film selalu ada karakter ‘pencuri panggung’, yang kehadirannya paling menarik perhatian. Di Shazam! Karakter ini adalah Freddy Freeman yang diperankan oleh Jack Dylan Grazer. Freddy adalah saudara angkat Billy Batson (Asher Angel), bentuk manusia dari Shazam!, yang banyak omong. Sebagian besar jokes di film ini berasal dari interaksi yang melibatkan Freddy. Karakter Freddy sukses bikin saya kehilangan kalau ada scene yang tidak ada dia.
Pertanyaan yang banyak mengemuka setelah menonton Shazam! adalah, apakah film ini tersambung dalam film-film DC yang lain? Jawabannya adalah iya. Banyak easter egg bertebaran di film ini tentang karakter DC yang lain, atau bahkan petunjuk untuk film ke-dua nya.
Say the word, SHAZAM!
Penasaran sih sama filmnya, alur ceritanya bagaimana.
ReplyDeleteMengingat jubahnya mirip superman dan logo petirnya kayak Flash. :)