Hampir dari
semua kita telah dibuat orgasme masal ketika Marvel menyuguhkan Avengers: Endgame sebagai kulminasi dari
dua puluh satu rangkaian film yang bergantian hadir selama lebih kurang sepuluh
tahun terakhir. Canda dan tawa, tangis serta air mata menjadi tamasya yang
biasa di pagelaran yang tayang dua bulan silam. Gemuruh tepuk tangan membuncah
di hampir seluruh bioskop. Suka atau tidak, ia lebih dari pantas sebagai
penutup pentas yang paripurna. Penonton puas.
Lantas bagaimana? Selesai? Tidak.
![]() |
Sumber gambar: Imdb.com |
Kisah terus
berlanjut. Avengers: Endgame bukanlah
akhir dari ‘permainan’. Bukan pula akhir dari fase perjalanan yang
berkesinambungan. Untuk semesta Marvel kita masih akan terus disuguhi banyak
sekali aksi yang terkomposisi sampai belasan tahun nanti. Sedangkan untuk fase
perjalanannya, yang kini telah berada di fase 3. Seperti yang disampaikan
oleh Kevin Feige, selaku bos besar Marvel, rangkaian fase 3 akan ditutup
oleh sekuel Si Manusia Laba-laba, Spider-Man:
Far From Home (FFH).
Spider-Man: Far From Home mengemban
tugas dan tanggung jawab yang berat. Selain ia perlu untuk menjawab beberapa
hal yang menggantung di Avengers: Endgame, ia juga mesti menjadi penyambung
untuk Saga Marvel di fase keempat nanti. Bukan tugas mudah untuk menjadi
jembatan kisah para pahlawan legendaris yang terpaksa harus pergi dan mati ke
suatu kumpulan pahlawan yang, mungkin, baru nanti.
Hasilnya? Luar
biasa. Berkebalikan dengan official movie
posternya yang buruk.
Beri tepuk
tangan yang meriah untuk Tom Holland. Jika di penampilan sebelumnya, baik di
Spider-Man: Homecoming, Captain America: Civil War atau pada dua seri pamungkas
Avengers, eksistensi Tom Holland sebagai penerus Tobey Mc Guire dan Andrew
Garfield kerap diperdebatkan, dibandingkan siapa yang terbaik di antaranya. Di
sini, dengan penampilannya yang memukau, saya yakin kita semua akan bersepakat
bahwa Tom Holland seolah diciptakan untuk menjadi Spider-Man dan Peter Parker.
Atau paling tidak, ia benar-benar pantas memerankan salah satu tokoh fiksi yang
paling dicintai di muka bumi.
Love Scenes-nya dengan
Michelle “MJ” Jones (Zendaya, The
Greatest Showman) berhasil membuat saya gemas luar biasa. Menurut saya
pribadi, mereka berdua inilah ‘pasangan’ terbaik yang ada di semesta sinematik
Marvel ditambah dengan dua seri Spider-Man lainnya. Siapa itu Kirsten Dunst? Siapa Itu Emma Stone? Zendaya adalah
pendamping ‘Spider-Man’ yang paling menggemaskan dan bikin penasaran. Sinisnya
itu loh. Ya ampun!
Seperti yang
kita semua ketahui, ikatan emosional yang muncul di antara Tony Stark dan Peter
Parker di semesta sinematik Marvel membuat kita perlu menyiapkan tissue untuk
menontonnya. Di sini? Sama saja. Pada beberapa adegan diperlihatkan bagaimana
‘kehilangannya’ Peter pasca kepergian Tony. Bahkan salah satu adegan terbaik di
Spider-Man: Far From Home adalah
ketika Peter merasa putus asa karena gagal melaksanakan ‘amanah’ dari Tony.
![]() |
“Everywhere I go, I see his face. I just really miss him.” |
Jon Watss selaku
sutradara dan Chris McKenna yang bertanggung jawab menulis cerita mampu
memaksimalkan kemampuan Spider-Man yang selama ini jarang dieskpos: Spider-Sense. Atau di edisi ini
diperkenalkan dengan istilah baru yang lucu. Sehingga Spider-Man tidak melulu tentang lompat ayun dan panjat tembok
belaka. Kolaborasi dan visual yang disuguhkan setiap kali beraksi bersama
Mysterio (Jake Gyllenhaal, Donnie Darko)
benar-benar memanjakan mata dan jelas memberikan pengalaman sinematik yang luar
biasa. Ia berada di tingkatan yang berbeda. Bahkan jika dibandingkan dengan
adegan pertarungan yang memutarbalikan gedung-gedung di Doctor Strange.
Dari
segi cerita, ada sebuah kejutan yang tak terduga di sepertiga akhir. Plot yang jarang terjadi di film-film Marvel.
Untuk Jake
sendiri, sebagaimana biasa, tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Namun
pencuri perhatian tetap layak diberikan untuk Ned (Jacob Batalon) yang kali ini
ditemani oleh Betty Brant (Jacob Batalon) sebagai pasangan baru yang tidak
disengaja. Porsinya memang tidak sebanyak seperti di film sebelumnya. Namun di
setiap kehadirannya selalu menghadirkan gelak tawa. Rasa-rasanya untuk
mendulang tambahan uang, Marvel perlu menyiapkan film khusus untuk Ned (dan juga Luis dari Ant-Man).
Sebagai
kesimpulan. Spider-Man: Far From Home benar-benar
peningkatan kualitas film Spider-Man dari segala entitas. Aksi? Luar biasa.
Komedi? Segar. Cinta-cintaan? Bikin gemas. Visual? Mewah. Jalan Cerita? Tak
terduga. Maka alasan apa yang perlu disampaikan untuk melewatkan penutup fase
tiga dari semesta sinematik Marvel ini?
![]() |
Duh, Gemez. |
Ada dua credit scene super penting yang tidak
boleh dilewatkan. Serius. Jangan pulang sebelum diusir. Ini benar-benar
penting.
0 komentar